Selasa, 14 April 2015

Nyasar ke Telaga Sarangan

Telaga Sarangan

Destinasi wisata ini sebenarnya diluar dari rencana. Ceritanya.......selepas dari Grojogan Sewu kami akan menginap disekitar Tawangmangu. Niatnya mencari penginapan dipuncak tertinggi dari Tawangmangu agar mendapat hawa yang sejuk dan dingin serta menikmati keindahan alam pegunungan, semakin naik jalanan semakin menanjak, berkelok-kelok dan naik turun, penginapan yang dicari belum juga ada yang cocok.  

Perjalanan semakain lama semakin mencekam dan mengerikan karena lalu lintas yang sepi tidak ada mobil atau motor sekalipun yang menemani mobil kami, jalanan semakin menanjak dan berkelok, semakin keatas terasa masuk ke dalam hutan, sepai dan gelap. Sepanjang kanan kiri jalan terdapat banyak pohon-pohon yang besar menjulang. Jalanan sangat gelap karena hanya lampu mobil avanza saja yang menerangi jalan. Sampai akhirnya tak terasa ada papan dipinggir jalan yang menunjukkan nama Cemoro Sewu. Tak tahunya kita sudah sampai di perbatasan Jawa Tengan dan Jawa Timur atau Karanganyar dan Magetan. Jalannya sangat mulus dengan kontur berkelok-kelok, naik turun khas jalan pegunungan. 

Disebelah kanan jalan ada papan petunjuk berwarna hijau yang menyala kalau terkena lampu, papan itu bertuliskan Telaga Sarangan. Mobil langsung berhenti mendadak, mundur sebentar karena sudah sedikit kelewatan, langsung belok kanan. Awalnya sempat ragu karena jalanan itu menurun sangat curam dan sangat gelap karena tidak ada penerangan. Tak lama setelah melewati jalan yang curam itu baru ketahuan kalau didaerah itu banyak sekali kehidupan, banyak rumah, penginapan, villa dan hotel yang disewakan.

Sebenarnya ada teman istri saya yang mengajak untuk mengunjungi obyek wisata Telaga Sarangan pada saat perjalanan menuju Tawangmangu via BBM, tapi dalam pikiran saya Telaga Sarangan khan ada di Jawa Timur.... terlalu jauh dalam pikiran saya. Tak tahunya kurang dari 1 jam perjalanan yang ditempuh dari Tawangmangu ke Telaga Sarangan.

Setelah BBM dan teleponan dengan teman istri saya yang suaminya satu kerjaan dengan saya akhirnya ketemu juga di Telaga Sarangan. Setelah ngobrol sebentar kemudian salling mencari tempat penginapan. Sangat mudah untuk mencari tempat penginapan diobyek wisata ini dari mulai Hotel berbintang, villa, maupun penginapan kelas melati. Disamping itu pula banyak sekali broker-broker yang berisik saling menawarkan  villanya dengan keunggulan fasilitasnya masing-masing. Takut keburu malam langsung saja saya turuti kehendak salah satu broker yang menawarkan villanya yang katanya pas untuk keluarga besar saya, dengan fasiltas ada air panasnya, ruang keluarga, televisi, mobil bisa didepan villa. Ok mas...langsung naik sepeda motornya si broker untuk disurvey. Pertama kali melihat villa tersebut hati ini langsung sreg, tanya harga...dikasih 800 rb, saya tawar separonya 400 rb mas boleh nggak?.....si Broker kembali turun jadi 700 rb. Dengan tawar menawar yang alot akhirnya terjadi kesepakatan transaksi dengan harga 500 rb. Fasilitas villa itu ada 2 kamar, tiap 1 kamar ada 2 tempat tidur, ruang tamu yang cukup luas dengan televisinya, ada meja makan dan kamar mandi dengan air panasnya.
Ruang keluarga
Tempat tidur, satu kamar ada 2 tempat tidur


Foto di depan Villa yang kami sewa


Pada malam hari hawa sekitar telaga sarangan memang sangat dingin, kalau menurut saya lebih dingin di Telaga Sarangan dari pada di Puncak Bogor, tetapi kalau sudah pagi hari apalagi menjelang siang, hawa dingin sekejap hilang berganti dengan hawa panas.

Selepas memasukkan barang bawaan ke dalam villa, kami sekeluarga berjalan-jalan disekitar Telaga Sarangan sambil menikmati hawa dingin dan keindahan telaganya. Disekitar Telaga Sarangan banyak sekali penginapan, villa dan hotel dari yang berbintang sampai yang kelas melati. Juga terdapat kios-kios yang menjual berbagai souvenir khas Telaga Sarangan, terdapat juga kios-kios yang menjual sayur mayur hasil perkebunan. 


Pagi harinya kami lanjutkan kembali untuk menyusuri jalan sekitar telaga, dengan niat berolahraga untuk menurunkan kadar kolesterol, kami sekeluarga mengitari Telaga Sarangan dengan berjalan kaki. Semangat...........
Jalan kaki mengitari Telaga Sarangan, sekaligus Quinsya belajar jalan


Ayo.....semanagt Quinsya

Alif  dan Alfath lomba lari.......



Setelah separo perjalanan mengitari Telaga Sarangan, kami sekeluarga istirahat untuk sarapan pagi. Menu andalan yang dijajakan kios-kios disekitar telaga adalah sate kelinci, ada juga sate ayam. Kami sekeluarga pesan sate kelinci dengan lontong ditemani teh manis dan wedang ronde untuk menghangatkan badan. Yummiiiii........sarapan dulu ya...........
Menunggu pesanan yang gak kunjung datang......

Wajah yang kelaparan setelah mengitari Telaga Sarangan

Wedang ronde penghangat badan.........

Alhamdulillah..... akhirnya nyampai garis finish juga, akan tetapi kedua jagoanku belum merasa puas menikmati suasana telaga. Alif dan Alfath pingin naik kuda, akhirnya aku sewa kuda dengan tarif 50 rb. 


Gak tega kalau terjadi apa-apa dengan kedua jagoanku, akhirnya aku sewa 1 kuda lagi untuk mengawal Alif dan Alfath......... kejarrrrrr........ kami bertigapun mengitari Telaga Sarangan kembali, tapi kali ini dengan menunggang kuda. 

Setelah selesai naik kuda, kedua anakku aku tantang untuk naik speedboat yang merupakan wahana permainan yang ada di Telaga Sarangan selain naik kuda, akan tetapi jagoanku ini takut. Gak jadi deh... kami akhirnya menuju ke villa kembali.















Membeli oleh-oleh di kios souvenir





Senin, 13 April 2015

Grojogan 1000 Tawangmangu kami datang..........

Setelah puas di Kebun Teh Kemuning, destinasi wisata dalam rangka liburan idul fitri kami lanjutkan untuk mengunjungi obyek wisata Grojogan Sewu. Tidak terlalu sulit untuk menyusuri jalan dari Ngargoyoso menuju ke Tawangmangu, karena terdapat penunjuk jalan yang mudah dilihat untuk menuju ke Grojogan Sewu. Kurang lebih 1 jam perjalanan kami sekeluarga sudah sampai di Tawangmangu.

Air terjun ini berlokasi di Desa Sepanjang, Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah, menurut informasi ier terjun ini memiliki ketinggian kurang lebih sekitar 81 meter. (wikipedia)
Fia dan Alfath digandeng mBahnya..takut kabur kayak Alif

Alif ngacir sendiri......



Untuk menuju ke air terjun kita harus menuruni anak tangga, yang membuat kaki terasa pegal-pegal, akan tetapi tidak mengurangi semangat keluargaku untuk menuju ke air terjun. Sampai nggak sadar kalau Ibuku tercinta dilarang untuk naik turun tangga karena lututnya yang terkena Osteoartritis. Saking semangatnya berjalan bersama cucunya akhirnya sampai juga ke air terjun. Sesampai dibawah dimana terdapat tanah lapang dengan berderet kios-kios yang berjajar rapi dengan menjajakan beberapa makanan, kabanyakan banyak yang menjual sate kelinci. Diarea ini terdapat waterboom mini, flying fox, dan mini rafting. Langkah kaki anakku Alif dan Alfath langsung masuk menuju ke waterboom mini, (Anak laki-lakiku ini emang paling senang kalau bermain dengan air) dengan seribu alasan dan bujukan akhirnya bisa juga dilarang untuk bermain air. Tempat pertama yang dituju bukan air terjunnya, akan tetapi mengisi perut yang sudah keroncongan karena lapar menuruni anak tangga, dengan menu sate kelinci dan teh botol keluarga kami melahap makanan tersebut dengan lahapnya. Setelah kenyang baru menuruni anak tangga ke bawah lagi menuju air terjun.
Dik Fia dan Alfath bergaya



Dari kejauhan melihat air terjun sudah terasa butiran-butiran air dari percikan air terjun yang terbawa oleh angin mengenai tubuh kita yang membuat badan kita terasa segar, sejuk dan gerimis romatis. hehehee.....



Kata orang sich....ini namanya jembatan cinta, yang namanya jembatan cinta pasti ada mitos dibalik namanya, seperti mitos jembatan cinta yang ada di Kebon Raya Bogor, sudah tahu semua khan apa mitos itu?











Tak terasa hari sudah sore, dan petugas penjaga Tawangmangu menganjurkan pengunjung untuk segera meninggalkan air terjun. Kami sekeluargapun mulai naik tangga untuk menuju keatas. Dalam perjalanan menaiki tangga ada pengunjung yang pingsan dan banyak sekali yang kelelahan. Tepat pas adzan magrib berkumandang kami sekeluarga sudah sampai atas.


Selepas menunaikan sholat magrib, perjalanan dilanjutkan ke Telaga Sarangan.......lanjuuuuuut.............