Kamis, 24 Oktober 2013

Umbul Tlatar Boyolali – Rawa Pening Ambarawa – Bukit Cinta – Kopeng – Masjid Demak – Soto Pak Denuh


Petualangan perjalanan wisata keluarga kami ini sebenarnya tidak disengaja, berawal dari menghadiri undangan reuni di Umbul Tlatar Boyolali berlanjut mengunjungi obyek wisata di daerah Semarang dan sekitarnya dengan tidak ada niat sebelumnya. Perjalanan wisata keluarga ini ditulis bersambung yang dimulai dari obyek wisata Umbul Tlatar Boyolali.

Tiga hari menjelang hari raya idul fitri 1434 H, dapat undangan reuni via SMS Alumni Ikatan SPK Pemda Kudus Angkatan 9 di obyek wisata Umbul Tlatar Boyolali pada tanggal 13 Agustus 2013. Tanpa pikir panjang langsung mengiyakan saja untuk hadir.
Menjelang keberangkatan saya  browsing dulu mencari alamat  dan fasilitas apa saja yang ada di Umbul Tlatar Sidomukti. Layar tablet di Samsung menunjukkan gambar-gambar dan pemandangan yang indah serta suasana percikan air yang menambah semangat untuk segera menuju kesana.

Pagi jam 07.30 langsung berangkat dari desa tercinta Brati, Grobogan  menuju Boyolali. Seluruh keluarga saya bawa Istri 1, anak 3, mertua laki-laki, Ibu saya dan Adikku beserta suaminya dan anaknya (keponakanku). Disamping reuni sekalian jalan-jalan mengisi liburan hari raya Idul fitri.
Perjalanan kali ini melalui jalur Solo, melalui Kedung Ombo, Sragen melewati Obyek Wisata Sangiran, Solo, lanjut menuju Boyolali. Sesampai didaerah Boyolali perjalanan menuju Umbul Tlatar melewati persawahan yang asri dan pemandangan pegunungan Merapi dan Merbabu yang indah serta hawa pegunungan yang dingin.

Didapok jadi MC plus nyanyi campursari, suarane fals tenaaannn

Suasana reunian dimeja keluargaku

Lokasi reuni SPK Pemda Kudus Angk. 9
 


Tepat jam 10.15 menit sudah sampai di Umbul Tlatar yang berada di Ds. Kebonbimo Boyolali. Masuk obyek wisata dikenakan biaya masuk Rp. 2.500 dan parkir mobil Rp. 5.000. Baru masuk Alif dan Alfath sudah heboh mau turun bermain dengar air untuk menangkap ikan-ikan kecil disungai yang mengitari rumah-rumah makan atau biasa disebut kolam kecek. Airnya  jernih dan dingin karena berasal dari sumber mata air alami dari pegunungan.

Anak-anak dan keponakan nekat untuk berenang di Umbul Tlatar, meski tidak memakai baju renang, karena memang tidak ada niat untuk mengajak anak-anak berenang. Kolam renangnya sangat kecil tapi airnya bersih dan bebas kaporit. Sayang perlengkapan renangnya hanya ban dalam mobil dan itu satu-satunya.
Didampingi sama Simbah dan Aki, Alif dan Alfath beserta Fia asik bermain air. Kebiasaan Alfath kalau berenang senang dengan menyelam (seluruh badannya masuk kedalam air) karena Simbah nggak tahu dengan kebiasaan itu, betapa hebohnya Ibu saya ini….dengan teriakan minta tolong kepada Aki (mertua saya) berespon langsung nyebur ke kolam renang untuk mengangkat Alfath, padahal kedalaman kolam renang tersebut hanya setinggi dada anak saya. Basah deh……… Tapi ambil hikmahnya saja betapa sayangnya Simbah kepada cucu-cucunya. Karena air yang sangat dingin anak-anak hanya 1 jam berenang itupun tangannya sudah pada keriput.











 

Habis berenang Alif dan Alfath pengen mancing disekitar rumah makan (Pemancingan 10) yang disewa untuk acara reuni. Ikannya jarang dan kecil-kecil, didalam kolam banyak sekali duri-duri ikan mungkin sisa-sisa menu makanan ikan yang gak habis langsung dibuang di kolam. Sangat disayangkan alat pancing yang disediakan sangat sederhana kalo gak mau dibilang jelek sekali, hanya belahan bamboo kemudian dipasang senar dan kail.

Acara saya sendiri yaitu reuni tidak berjalan mulus, yang datang hanya beberapa orang, mungkin karena tanggal tersebut sudah banyak yang mulai bekerja, dan lokasi reuni yang sangat jauh. Tapi bagaimananpun acara tetap meriah dengan hadirnya organ tunggal dengan 2 artis dari Boyolali didampingi artis-artis dari Alumni SPK Pemda Kudus yang menyumbangkan suara perunggunya…hehehehe,…… ada yang modal nekat seperti saya, karena pentolan-pentolan alumni yang pandai menyanyi tidak hadir. Setelah hiburan dilanjut dengan makan-makan yang didominasi menu ikan. Dari mulai ikan lele, gurame, mujaher, nila komplit. Rasa masakannya juga enak, sambalnya terasa cocok dilidah nilai 8 dari 10. Recomanded untuk dicoba.

Selain kolam kecek, kolam renang dan pemancingan di Umbul Tlatar boyolali juga ada ATV, tunggang kuda, flying fox, terapi ikan.

Selesai acara reuni teman-teman alumni mendapat tawaran untuk mampir ke rumah Ibu Dwi Astutiningrum didaerah Ambarawa, tetapi hanya saya dan Ita Rustanti yang berkenan untuk datang. Menuju rumah Ibu Dwi menyusuri jalan yang naik, turun, berkelok dengan cuaca yang dingin. Setelah  1 jam perjalanan sudah sampai rumahnya. Disana kita ditunjukkan tentang usaha yang digelutinya yaitu beternak burung puyuh dan budidaya jamur, usaha yang sangat menguntungkan dan prospek yang cerah.

Jam 17.00 setelah sholat ‘Asar kita pamit untuk pulang, kemudian sama tuan rumah dibawain oleh-oleh telur puyuh dan jamur. Karena sudah sore ada ide dari adik ipar saya (Dik Arief) untuk menginap dirumah buliknya dipinggiran rawa pening Ambarawa. Langsung mobil Avanza kesayangan tancap gas menuju rawa pening.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar